Kalau Anda berkunjung ke UIN Jakarta, bersiap-siaplah mendapatkan ajakan untuk berfoto di dinding selfie yang disediakan pihak kampus. Loh, kok bisa? Jangan salah, kegembiraan warga kampus akhir-akhir ini meningkat sekian persen gara-gara salah satu sudut dinding kampus disulap menjadi tempat foto yang tidak kalah menarik. Berfoto di dinding ini ibarat sebuah gerakan revolusioner baru yang menghendaki warga kampus atas hak berekspresi. Siapapun bebas berfoto dengan gaya apapun tanpa ada regulasi yang mengatur. Untuk urusan berfoto di dinding ini, rektor, presiden bahkan agama sekalipun tidak bisa mengintervensinya. Berfoto itu memang bikin ketagihan, orang lain yang melihatnya pasti penasaran. Itulah ideologi narsisme yang selama ini mereka banggakan. Kedahsyatan berfoto di dinding ini jauh melebihi konsep kapitalisme, sosialisme, nasionalisme, apalagi komunisme. Luar biasa kan? Modal untuk narsis di dinding ini sangat murah, Anda tak perlu dandan berjam-ja
Dik, seandainya kopi ini dapat berbicara, aku tahu apa yang akan ia bicarakan. Seandainya hitamnya kopi sebuah simbol, aku tahu pesan apa yang ingin disampaikan. Seandainya gelas ini sebuah warisan, aku tahu isi wasiatnya. Seandainya rasa ini sebuah impian, aku tahu dengan cara apa mewujudkannya. Dik, ini hanya sebuah andaian. Kalau memang sungguhan, tak perlu berandai-andai. Karena aku hanya butuh pendamping saat kopi ini tersaji.